Jumat, 19 Mei 2017

Pembahasan dan Perbandingan dari 3 Framework Manajemen Layanan Sistem Informasi


     Sebelum masuk kedalam materi yakni pembahasan dan perbandingan framework manajemen sistem informasi, saya terlebih dahulu akan membahas secara singkat tentang framework itu sendiri.


       Framework adalah sekumpulan perintah atau fungsi dasar yang dapat membantu para programmer /developer dalam menangani berbagai masalah dalam pemrograman. Contohnya : koneksi ke database, pemanggilan variabel,file,dll. Lalu, mengapa banyak orang menggunakan framework sebagai solusi dalam masalah pemrograman? Karena, framework dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang lebih kompleks, selain itu framework juga merupakan komponen pemrograman yang re-use sehingga pekerjaan kita semakin efektif karena tidak perlu membuat fungsi-fungsi yang sama secara berulang. 

     Terdapat berbagai macam framework dalam manajemen sistem informasi, yaitu ITIL, COBIT, ASL, BISL, MOF, eSCM-SP, eSCM-CL, software maintenance maturity model, dan lain-lain. Pada postingan ini, saya akan membahas dan membandingkan 3 framework , yaitu  COBIT, ITIL, dan ASL.


- COBIT (Control Objective for Information & Related Technology )



     COBITadalah sebuah kerangka kerja yang dibuat oleh ISACA untuk Information Technology (IT) management dan IT governance. COBIT adalah sebuah toolset pendukung yang memungkinkan manajer untuk menjembatani kesenjangan antara persyaratan kontrol, masalah teknis dan risiko bisnis.
     Pedoman COBIT memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan pengaturan TI secara efektif dan pada dasarnya dapat diterapkan di seluruh organisasi dan merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
 
Komponen COBIT
·           Framework
Mengatur tata kelola TI tujuan dan praktek yang baik oleh TI domain dan proses, dan menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis. 
·           Process descriptions
Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau. 
·           Control objectives
Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI. 
·           Pedoman manajemen
Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya. 
·           Maturity models
Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.
 
Kerangka Kerja COBIT
·           Control Objectives
Terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam empat domain, yaitu: Planning & OrganizationAcquisition & ImplementationDelivery & Support, dan Monitoring & Evaluation. 
·           Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
·           Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan.

- ITIL (Information Technology Infrastructure Library)

                                                     


     ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi (TI).
Tahapan ITIL adalah :
1. Service Strategy
Service strategy memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan user IT dengan menggunakan resource seminimal mungkin. Pada tahap ini dilakukan proses assessment awal mengenai request / permintaan yang masuk ke IT. Input dari service strategy adalah dokumen requirement user, dan outputnya berupa dokumen SRS.
2. Service Design
Service design adalah proses melakukan design serta analisa kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi requirement user sesuai dengan design yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini, mungkin terjadi perubahan design ketika resource yang dibutuhkan oleh design tersebut ternyata terlalu besar, sehingga tidak dapat dicukupi oleh resource yang tersedia . Output dari tahap ini adalah dokumen detail desain. 
3. Service Transition
Adalah proses mentransisikan perubahan yang telah dibuat ke dalam lingkungan production. Proses yang terjadi di dalam service transition beraneka ragam, termasuk di dalamnya proses change management yaitu proses tracking perubahan apa saja yang telah dilakukan dalam masa development, lalu proses release and deployment dimana perubahan akan diassess apakah layak untuk dibawa ke production, hingga proses knowledge management, dimana segala informasi terkait dengan perubahan / change disimpan dalam KMDB (knowledge Management Database) agar dapat menjadi informasi yang berharga dikemudian hari. Proses service transition ini juga dikenal sebagai proses development - release aplikasi. 
4. Sevice Operation
Tujuan utama service operation adalah untuk memastikan bahwa IT service yang telah dideploy ke production dapat berjalan secara efektif dan efisien. Termasuk didalamnya memenuhi user request (terkait dengan aplikasi yang telah dideploy), menyelesaikan failure yang terjadi di system, fixing probme, dan juga menyelesaikan tugas rutin harian.  Pada dunia IT , layer ini dikenal sebagai helpdesk.
5. Continual Improvement
Continual improvement adalah improvement tanpa henti terkait dengan segala services yang telah dideploy sebelumnya ke production. Improvement ini dapat datang dari IT sebagai custodioan aplikasi maupun dari user sebagai user dari aplikasi. Improvement bertujuan untuk menciptakan lingkungan sistem yang lebih efektif dan efisien. 

- ASL (Application Services Library)                                                 

     Application Services Library (ASL) adalah kerangka kerja domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk standarisasi proses dalam Aplikasi Manajemen, disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah "perpustakaan" digunakan karena ASL disajikan sebagai seperangkat buku yang menjelaskan praktik terbaik dari industri TI.
     ASL terkait erat dengan kerangka kerja ITIL (untuk IT Service Management) dan BiSL (untuk Manajemen Informasi dan Manajemen Fungsional) dan Model Kematangan Kemampuan Milik (CMM). Tujuan dari ASL adalah untuk membantu profesionalisasi Manajemen Aplikasi.
     Pendekatan standar ASL berkontribusi pada profesionalisasi organisasi manajemen aplikasi dan memfasilitasi cara kerja yang lebih efisien dan hemat biaya. Salah satu keuntungan utama ASL adalah kerangka umum dan kerangka acuan untuk domain pengelolaan aplikasi memungkinkan kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terkait.


Perbandingan ITIL, COBIT, dan ASL
COBIT
ITIL
ASL
Framework matang, pertama kali dirilis pada tahun 1996 oleh Information System Audit and Control Association (ISACA).
dikembangkan sejak tahun 1980 oleh pemerintahan Inggris, untuk kebutuhan mereka sendiri.
dikembangkan pada akhir tahun sembilan puluhan di Belanda, yang awalnya merupakan model R2C eksklusif, yang berevolusi menjadi ASL pada tahun 2000. efisien dan hemat biaya.
mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan IT
best practice mengenai cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi.
best practice mengenai cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi dengan cara kerja yang lebih efisien dan hemat biaya.
hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.
memberikan panduan implementasi operasional.
memberikan panduan implementasi operasional.
menggunakan empat elemen fungsi yaitu Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation. 
menggunakan lima elemen untuk siklus hidupnya: Strategi, Desain, Transisi, Operasi, dan Perbaikan Berkesinambungan.
terdiri dari enam proses cluster, dibagi menjadi tiga tingkat yaitu proses operational,proses strategy, dan management.
digunakan untuk IT service management.
digunakan untuk IT service management.
digunakan untuk membantu profesionalisasi manajemen aplikasi.


Daftar Pustaka :